Stunting Di Ujung Jambi 

Kekurangan gizi sejak dalam kandungan mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, yang mengakibatkan anak lebih berisiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Pertumbuhan otak yang tak maksimal juga menyulitkan anak bertanggung jawab atas hidupnya sendiri kelak.
waktoe.ID – Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi menjadi lokasi khusus penanganan  stunting, hal ini disebabkan angka stunting yang masih relatif tinggi dibandingkan Kabupaten/ Kota di wilayah Provinsi Jambi. Angka stunting yang mencapai 25 persen lebih tidak bisa dibilang main-main, hingga bupati Romi Hariyanto beberapa waktu terakhir memerintahkan dalam rapat koordinasi lintas OPD untuk serius menangani hal ini. Bupati yang terkenal dengan pakaian kotak kotak ini bahkan meminta progres per tiga bulan dan akan dievaluasi, serta memberikan penilaian khusus terhadap OPD yang tidak serius.
 
Hendry, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana [PPKB) Kabupaten Tanjung Jabung Timur  kepada kantor berita waktoe [25 Januari 2023] mengatakan, data stunting diambil dari prevalensi  survey status gizi Indonesia dan akan dirilis Februari 2023.  Data stunting di Provinsi Jambi terjadi penurunan 4 persen, jadi otomatis di Tanjab Timur juga terjadi penurunan bahkan sangat signifikan, tetapi rilis data stunting secara resmi menunggu ya, ujarnya.
Data keluarga yang beresiko stunting berdasarkan data PK 21, itu keluarga yang memiliki ibu hamil, pasangan usia subur, usia bayi dibawah dua tahun dan usia bayi dibawah lima tahun. Persoalan jamban dan air bersih, pasangan subur dengan indikator ada empat terlalu [ terlalu banyak anak, terlalu rapat, terlalu muda, terlalu tua] jika memenuhi maka resiko stunting juga tinggi.  Di Tanjab Timur dari data didapatkan sebanyak 9722 kasus stunting, namun jika dihitung tingkat Provinsi kita masih di bawah Kabupaten Tanjab Barat, kondisi seperti ini disebabkan persoalan sanitasi, jamban tidak  layak dan ketersediaan air bersih,  inilah topografi wilayah kita.
Kita sudah punya data stunting sebanyak 667 anak , data dari  Dinas Kesehatan, jauh menurun dibanding tahun sebelumnya 1020 anak. Nah ini by name, by adress, maka perintah bupati segera lakukan intervensi terhadap resiko stunting. Sekarang informasinya ada alokasi PMT lokal [pangan lokal] Rp. 20.000 perhari selama 90 hari terhadap ibu hamil yang kurang energy kronis.
Di Tanjab Timur, 34 desa yang ODF  keluarga beresiko, kita prioritaskan sanitasi yang layak termasuk PMT lokal. Pokoknya jika dulu bersifat komunal sekarang sudah punya data sasaran riil di kabupaten Tanjab Timur, ada bayi, balita atau ibu hamil dan pasangan subur. Nantinya
tiga bulan di evaluasi, strateginya  dari 667  sebanyak 300 lebih dihandle puskesmas dan separo kita bagi tugas dengan OPD  dan forum CSR, dana desa dan  kita arahkan agar terukur. Dari total 667 tadi 205 terdiri dari  ibu hamil yang kekurangan energi dan akan  kita intervensi.
Data dari PK 21 adalah untuk memberikan gambaran demografi wilayah dan data yang sangat penting, termasuk intervensi kemiskinan ekstrim. outputnya data keluarga beresiko stunting. PK 21 sudah di update di tahun 2022, kita punya datanya lengkap. dan, sudah disampaikan ke desa dan camat maka sasaran intervensi benar.
Tahun 2023 sudah memakai data P3KE [Program Percepatan Penurunan Kemiskinan Ekstrem) dari data PK 21 yang dimutakhirkan di tahun.
 2022. 
 
paing efeksi mencegaj daru hulu, saat remaja yang akan melakukan pernikahan didaamn ya wajib sudah di trecibg jkondisi kesehatan ada kerjasama dengan kemenag. 342 calon pengantin sudah mendownload aplikasi tersebut, ibu hamil harus lakukan intervensi yang cukup agar terhindar dari resiko stunting, jika dibawah dua tahun terjadi stunting maka kita lakukan intervensi, dan duatas lima tahun kita beri stimulasi agar tidak ketinggalan dari perkembangan.  stunting tidak bisa ditangani secara instan.
 
Program multi sektoral, stunting terjadi akibat infeksi yang terulang, seluruh opd ada 14 opd, ini kerja lintas sektoral yang diketuai oleh wakil 25,6 21-22 naik lima persen dan terjadi penurunan 4 persen ditargetkan. Anak stunting, di usia penting maka akan sulit dikembalikan  maka usia dua tahun kebawah. kecerdasan, adaptasi akan sulit dibanding anak normal.
 
Penyumbang Pernikahan dini dalam  kasus Stunting  di  Tanjab Timur sangat signifikan tahun 2020, data pernikahan usia dini dan ini penyumbang 2,8 dibanding yang pernikahan normal. Caranya yang akan menikah mendownload aplikasi agar mengetahui persyaratan pernikahan dan itu menjadi kerja keras kita yang bekerjasama dengan kementrian agama dan pengadilan agama. dan kemarin dengan adanya dispensasi nikah itulah yang sering kebobolan.
 
Peran penggerak PKK yang sangat masif, dan animo masyarakat cukup kuat dan desa desa paham dan mengalokasikan anggaran untuk posyandu dan termasuk PMT lokal. Petrochina juga sudah masuk menangani persoalan intervensi stunting. Kita gandeng tangan untuk menciptakan generasi yang cerdas dan sehat. 
 
Demografi tahun 2025 diusahakan kita dapat bonus dengan catatan  generasi yang unggul sekitar 15 tahun sebagai usia produktif, dan ada kontribusi terhadap negara itulah bonus demografi. Jika rendah maka negara akan terbebani anggaran belanjanya untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
 
Prioritas desa lokus  2023 terdapat 14 desa, yang diukur dari prevalensi stunting tinggi, kesehatan ibu dan anak ada skaa analisis, karena terbatas  maka tidak bisa semuanya. prioritasnya ada konvergensi antar lembaga dan nantinya capaiannya akan terukur.
 
ODF [ open defecation free] yakni kondisi individu dalam komunitas tidak buang air sembarangan, dan ODF di Tanjab Timur salah satunya penyumbang stunting  dimana akibatnya terjadi penyebaran penyakit berbasis lingkungan, maka harus dilakukan rekayasa hal ini. dan di Tanjab Timur terdapat 11 desa yang dinyatakan ODF sementara sisanya masih perlu dilakukan perbaikan, penataan terkait sanitasi mereka terutama wilayah di kawasan pinggiran sungai.
LIHAT VIDIO BERIKUT:
https://youtu.be/-K-n3Azf5e
Cegah Stunting atau Jadi Bom Waktu
 
Menyoal stunting ternyata ada istilah stunted, antara keduanya ada perbedaan, stunted (pendek) dan stunting (gagal tumbuh)  ini harus dipahami secara tepat oleh semuanya baik itu di lembaga pendidikan (guru), orang tua murid, dan Posyandu dan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Stunting dan stunted (pendek) memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi kesehatan berbeda, sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Pendek kata, stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.
 
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di Seribu Hari Pertama Kehidupan Anak (1000 HPK). Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, yang mengakibatkan anak lebih berisiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Pertumbuhan otak yang tak maksimal juga menyulitkan anak bertanggung jawab atas hidupnya sendiri kelak.
 
Sementara, anak dengan tubuh yang pendek (short stature) belum tentu mengalami gagal tumbuh. Dikutip dari emedicinehealth, anak bertubuh pendek mengalami pertumbuhan fisik dan mental normal layaknya anak lain. Namun, tinggi badannya kurang dari rata-rata anak sesuainya sehingga terlihat mencolok. Anak dengan tubuh pendek tidak mengalami peningkatan risiko mengalami penyakit degeneratif atau penurunan fungsi otak. Seiring waktu, anak yang bertubuh pendek bisa menyusul tinggi teman-temannya.
 
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Dr (H.C), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan “Stunted (pendek) itu yang diukur, di Indonesia masih menggunakan stunted. Sedangkan yang namanya stunting itu ada ikutan-ikutannya, ada sebab akibatnya maka dikatakan stunting dan bisa dikoreksi dalam 1000 Hari Kehidupan Pertama karena potential growth tercipta di 1000 hari kehidupan pertama”.
 
Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat dari kekurangan gizi saat mereka dalam kandungan hingga dilahirkan kedunia, tetapi kondisi stunting terlihat setelah bayi berusia Dua (2) Tahun. Adapun definisi stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3.00 SD (severely stunted),” ujar Hasto.
 
Sedangkan balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severaly stunted) adalah balita dengan Panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya kurang dibanding dengan standar baku WHO multicentre growth reference study tahun 2006. Stunting pasti pendek (stunted) tetapi pendek belum tentu stunting.
 
Kepala BKKBN mengatakan “Di Posyandu sekarang hanya mengukur pertumbuhan panjang dan berat tanpa mengukur perkembangan sebagai pendekat”. Kepala BKKBN menambahkan bahwa apabila dikaji lebih ilmiah ukuran di Indonesia itu berbeda dengan standar Internasional, seperti stunted di Indonesia kurang dari Dua (2) standar deviasi, tapi internasional juga berbeda dengan di Indonesia.
 
Sementara ini pendekatannya mengukur tinggi badan dengan perkembangan umur, seperti baru lahir tinggi badan kurang dari 48cm ini potensi stunting, potensi otak tidak bertumbuh baik, fisik tidak bertumbuh baik, kalau tidak dikoreksi dalam 1000 HPK, maka hari tuanya bisa menjadi pendek, beresiko penyakit cardiovaskuler, stroke dan diabetes. Jadi  arahnya mencegah stunting itu mencegah agar tidak cerdas, agar tidak pendek dan hari tua tidak terkena penyakit-penyakit.
 
Dikatakan, Pendek dan stunting bisa dibedakan dengan memperhatikan kondisi keluarganya. Anak dengan tubuh pendek biasanya terlahir dari orangtua yang tidak terlalu tinggi. Hal berbeda biasanya dijumpai pada anak stunting yang terus mengalami keterlambatan tumbuh. Anak stunting biasanya tumbuh lebih lambat sekitar 4 sentimeter tiap tahun di masa pra pubertas. Anak stunting juga mengalami keterlambatan masa puber yang biasanya di usia 15 tahun
 
Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan stunting yang membahayakan kehidupan anak. Sekitar empat dari 10 anak saat ini diperkirakan mengalami stunting, yang berpotensi merugikan negara secara finansial dan non materi. Stunting bisa dicegah bila orangtua menyadari pentingnya asupan gizi, serta merencanakan kehamilan dan pernikahan.
 
Hambatan pertumbuhan atau stunting atau tengkes adalah keadaan berhentinya pertumbuhan pada anak. Penyebab utama penyakit tengkes adalah kekurangan gizi pada waktu yang cukup lama. Pemberhentian pertumbuhan meliputi pertumbuhan tubuh dan otak. Penyakit tengkes menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak-anak lain yang seusia dengannya. Penyakit tengkes juga menyebabkan keterlambatan perkembangan cara berpikir.
 
Tengkes terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak. Kekurangan gizi ini diawali sejak anak masih di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Kekurangan protein menjadi penyebab paling umum terjadinya tengkes. Infeksi akibat buruknya kebersihan lingkungan juga dapat menjadi penyebab tengkes. Faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan kesehatan juga dapat menjadi penyebab tengkes. Masalah ekonomi, politik, sosial, dan budaya merupakan faktor penyebab tengkes yang tidak berkaitan langsung dengan kesehatan tubuh. Kurangnya pemberdayaan perempuan dan penurunan kualitas lingkungan juga menjadi penyebab tengkes
 
Tengkes terjadi sejak anak masih di dalam kandungan. Dampaknya baru dapat terlihat ketika anak berusia 2 tahun. Seorang anak dapat dikatakan mengalami tengkes apabila tinggi badannya kurang dari tinggi badan anak normal seusianya. Standar pengukuran tinggi badan yang digunakan adalah standar yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Tengkes mengganggu perkembangan otak dan metabolisme tubuh. Tengkes juga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik. Terlambatnya perkembangan otak menyebabkan anak memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak seusianya. Tengkes juga menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh. Ini membuat anak yang terkena tengkes mudah mengalami sakit. Dampak yang lebih parah adalah anak akan berisiko mengalami penyakit diabetes, strok, dan kanker.
 

Masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam mencegah terjadinya tengkes. Tengkes terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan anak atau 2 tahun setelah kelahiran. Pada masa ini, anak harus diberikan nutrisi yang mencukupi. Ibu hamil dan ibu menyusui harus menerapkan pola hidup sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus memenuhi standar gizi yang diperlukan. Anak harus diberi nutrisi dari sayur-sayuran, buah-buahan, protein dan karbohidrat. Porsi sayur, buah, dan protein harus lebih banyak dibandingkan dengan karbohidrat.

Pola pemberian makanan pada bayi dan balita juga mempengaruhi tengkes. Para remaja, terutama remaja perempuan, harus diberikan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan gizi. Ini dikarenakan remaja merupakan bakal keluarga yang berperan penting dalam mengurus anak. Para calon ibu hamil juga peru diberikan sosialisasi mengenai kebutuhan gizi yang dibutuhkan bayinya selama kehamilan. Pemberian pengetahuan mengenai persalinan di fasilitas kesehatan yang aman juga diperlukan. Setelah melahirkan, para ibu harus diberi sosialisasi mengenai cara memulai inisiasi menyusu dini hingga cara memberikan Air Susu Ibu yang baik.

Lingkungan hidup di sekitar anak juga perlu diperhatikan. Anak perlu dihindarkan dari risiko penyakit infeksi akibat lingkungan yang kotor. Kebiasaan hidup bersih juga perlu dilakukan. Anak dan ibu harus terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir. Perilaku buang air besar sembarangan harus dihilangkan. Pencegahan infeksi juga dilakukan dengan membawa anak ke tempat imunisasi. Tempat yang didatangi adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Imunisasi ini bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak dan mencegah terjadinya infeksi.

Pemantauan keadaan fisik anak juga merupakan tindakan pencegahan tengkes. Orang tua haru mengecek tubuh anak ketika mendatangi fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Pada saat anak berusia 6-9 bulan, lakukan pengecekan lingkar lengan atas. Pengecekan ini dapat menentukan kondisi gizi anak. Perkembangan anak juga perlu diperiksa. Tanda-tanda perkembangan anak yang baik adalah:

  1. Balita harus sudah dapat membalikkan badan pada usia 3 bulan,
  2. Balita sudah dapat tengkurap pada usia 4 bulan,
  3. Balita sudah dapat duduk pada usia 8 bulan,
  4. Balita sudah dapat berdiri pada usia 9 bulan,
  5. Balita sudah dapat berjalan pada usia 1 tahun,
  6. Balita sudah dapat mengucapkan beberapa kata di usia 2 tahun.

Balita harus diperiksakan ke dokter apabila terjadi keterlambatan pada tahap-tahap perkembangan anak tersebut.

Malagizi atau lebih dikenal sebagai malnutrisi adalah suatu kondisi medis pada seseorang yang disebabkan oleh asupan gizi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Secara lebih spesifik, malagizi didefinisikan sebagai “kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan energi, protein, atau nutrisi lainnya” yang berdampak buruk pada jaringan tubuh dan bentuk tubuh.

Malagizi merupakan kategori penyakit yang mencakup kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan, kakesia, dan kekurangan berat badan. Kelebihan gizi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Di beberapa negara berkembang, kelebihan gizi dalam bentuk obesitas mulai muncul dalam komunitas yang sama dengan kekurangan gizi. Seseorang akan mengalami malagizi jika tidak mengonsumsi jumlah atau kualitas gizi yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malagizi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.

Beberapa gejala dan tanda dari malagizi berupa kulit pucat dan kering, mudah memar, ruam kulit, perubahan pigmen kulit, sakit pada sendi, gusi mudah berdarah, kesulitan berkonsentrasi, pusing, depresi dan gelisah. Malagizi merupakan kondisi medis yang umum dan setidaknya setiap negara terjangkit setidaknya satu jenis malagizi. Wanita, balita, anak-anak, dan remaja cenderung lebih rentan terkena malagizi. Malagizi pada pada anak-anak, khususnya pada 1000 hari awal kehidupan, dapat menyebabkan pengerdilan dan hal ini mempengaruhi kualitas hidup mereka hingga dewasa. Selain itu, malagizi berkontribusi kepada 45% kematian anak di bawah usia lima tahun.

Salah satu tanda gizi buruk atau malnutrisi pada balita adalah berat badan balita berada di bawah garis merah dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Cara mengetahuinya adalah dengan melakukan pengukuran fisik anak atau antropometri, seperti pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan dan lain-lain, kemudian dibandingkan dengan angka standar (anak normal). Ada tiga parameter malnutrisi yang digunakan pada anak, yaitu berat badan dibandingkan umur anak, tinggi badan dibandingkan umur anak dan berat badan dibandingkan tinggi badan, kemudian parameter dibandingkan dengan nilai standar. Pasien anak dapat dikatakan mengalami malnutrisi apabila mengalami penurunan berat badan hingga lebih dari 2% selama kurang dari 7 hari perawatan, 5% dalam 8-30 hari perawatan atau lebih dari 10% selama lebih dari 30 hari perawatan.

Malnutrisi dapat disebabkan oleh kekurangan asupan makanan, terisolasi secara sosial, ketergantungan terhadap alkohol atau obat-obatan, kemiskinan, gangguan makan, kondisi kesehatan mental dan efek samping obat-obatan. Sedangkan pada anak-anak umumnya disebabkan oleh kurangnya nafsu makan, gangguan pencernaan, dan bertambahnya kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh, terkena infeksi parasit, campak, diare, malaria, meminum air kotor, AIDS, penyakit hati, penyakit ginjal dan kekurangan asupan gizi tambahan.

Pada orang usia lanjut (lansia), status gizi berhubungan erat pula dengan kapasitas fungsional. Risiko malnutrisi pada usia lanjut ditemukan sebesar 8,6% pada perempuan dan 5,6% pada laki-laki. Ada pun faktor yang mempengaruhi malnutrisi pada orang usia lanjut, seperti kesulitan mengunyah, menelan dan merasakan makanan (bisa akibat perawatan mulut yang tidak memadai pada lansia, penurunan kemampuan indera perasa, hilangnya gigi, faktor penyakit dan jenis makanan yang disediakan) serta gangguan kognitif yang menyebabkan lansia mengalami kemunduran fisik, psikis dan sosial sehingga hidupnya bergantung pada orang lain.

Kondisi malnutrisi dapat diperiksa melalui pengecekan fisik pada dokter, tes darah dan tes air seni. Pengecekan fisik mencakup pengukuran berat dan tinggi badan, penentuan indeks massa tubuh, memperkirakan jumlah otot dan massa pada lengan atas, pengecekan terhadap gejala malnutrisi.

Pengobatan di rumah; Membuat daftar asupan makanan dengan bantuan penasihat gizi atau dokter untuk meningkatkan asupan nutrisi; Meminum suplemen vitamin dan mineral sesuai yang dianjurkan; Memakan asupan protein berupa protein batangan atau suplemen protein bagi malnutrisi energi protein; Memonitor indeks massa tubuh secara teratur untuk mengecek perkembangan atau respons terhadap program asupan yang baru; Berikan makanan yang memiliki tekstur lembut dan bubur. Bagi yang kesulitan menelan dan mengunyah.

Pengobatan di rumah sakit; Pada pengobatan di rumah sakit, umumnya ditangani oleh pihak profesional seperti ahli gizi, ahli gastroenterologi, perawat spesialis nutrisi, dan pekerja sosial. Kemampuan untuk minum dan makan akan diperiksa secara rutin jika berada di rumah sakit. Bagi yang tidak mampu menelan makanan, maka digunakan tabung makanan. Terdapat dua jenis tabung makanan, yakni tabung nasogratik dan tabung PEG (percutaneous endoscopic gastronomy). Tabung nasogastik dimasukan melalui hidung ke perut dan tabung PEG diletakan dengan bantuan operasi langsung di perut melalui abdomen.

Artikel Terkait
album-art
Menyilau Hari Jadi Klaten
ADVERTISING